Sabtu, 14 Maret 2015

HAKIKAT KONSELING KELOMPOK



HAKIKAT KONSELING KELOMPOK

A. Pengertian Konseling Kelompok
Menurut Ohlsen, 1970 (dalam Sukirman, 1987), “Konseling kelompok adalah hubungan antara konselor dengan satu atau lebih konseli yang penuh rasa penerimaan, kepercayaan dan rasa aman. Dalam hubungan ini konseli belajar menghadapi, mengekspresikan dan menguasai perasaan-perasaan atau pemikiran-pemikiran yang mengganggunya yang merupakan masalah baginya. Mereka memperkembangkan keberanian dan rasa percaya pada diri sendiri, mengamalkan yang mereka pelajari di dalam kehidupan sehari-hari.”
1.      Perbedaan Konseling Kelompok dengan Konseling Individual
Graton Kemp 1970 (dalam Sukirman, 1987), menjelaskan perbedaan antara Konseling Individual dengan Konseling Kelompok sebagai berikut:
Konseling kelompok mempunyai potensi untuk perubahan yang bersifat terapeutis yaitu :
a)      Di dalam kelompok pribadi-pribadi dapat mencobakan ide-ide mereka.
b)      Penerimaan dan pengalaman dari perubahan-perubahan sikap yang dicobakan tersebut memperkuat motivasi untuk mengadakan perubahan-perubahan pada dirinya.
c)      Pengalaman kelompok meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan orang lain, dimana akan berkembang hubungan antar pribadi secara genuine (asli).
d)     Di dalam kelompok memperkembangkan keberanian untuk mencoba memecahkan masalah-masalah pribadi dan konflik-konflik emosional.
e)      Penerimaan dan pengertian dari teman-teman dalam kelompok menghasilkan rasa aman dan rasa bersatu yang akan mendukung proses introspeksi dan ekspresi perasaan-perasaan yang mendalam
Para ahli lain juga menjelaskan antara lain:
Frank (1952) mengatakan bahwa klien lebih memusatkan perhatiannya pada konseling kelompok daripada konseling individual. Durkin (1964) menjelaskan bahwa klien lebih senang diperlakukan dalam konseling kelompok dari pada dalam konseling individual. Joel dan Shapiro (1950) mengatakan bahwa dalam konseling kelompok klien diberi kesempatan untuk mengadakan reality testing dan perubahan tingkah laku dalam konseling kemlompok tanpa diikuti oleh insight.
Dari beberapa pendapat di atas maka disimpulkan bahwa konseling kelompok penuh potensi untuk penyembuhan, sebab di dalam konseling kelompok setiap klien harus belajar membantu yang lain. Setiap anggota harus menghargai pendapat yang lain dalam membuka masalah. Dengan memberi kesempatan yanga lain untuk memecahkan masalahnya sendiri. Supaya lebih jelas melihat perbedaan antara konseling kelompok dengan konseling individu berikut akan disajikan dalam bentuk tabel
Perbedaan Antara Konseling Kelompok dengan konseling Individual
(Menurut G.M. Gazda, 1970 dalam Sukirman, 1987)
Aspek
Teknik Konseling Kelompok
Teknik Konseling Individual
  1. Hubungan antara pribadi
Terjadi antara konseli dengan konselor dan antar sesama konseli sendiri
Terjadi antar konseli dengan konselor saja
  1. Tanggung jawab klien
Konseli bertanggung jawab atas tingkah lakunya sendiri dan sesama konseli (membantu)
Konseli lebih banyak tergantung pada konselor
3. Pusat perhatian
Konseli lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang terjadi di dalam kelompok
Konseli lebih terpusat pada hal-hal yang terjadi di luar kelompok
  1. Reality testing
Memberi kesempatan pada konseli untuk mengadakan reality testing terhadap masalah-masalah mereka maupun perubahan tingkah laku yang ingin dicobanya 
Kemungkinan untuk mengadakan reality testing hanya terbatas pada konselor
  1. Insight
Perubahan tingkah laku sering tanpa disertai “insight”
Diperlukan “insight” sebelum mengadakan perubahan tingkah laku dalam situasi yang nyata
  1. Suasana   dalam situasi kelompok
Adanya suasana permissiveness, acceptance, support dan tekanan dari bantuan kelompok sehingga mempermudah konseli untuk mendiskusikan masalah yang dirasakan sukar baginya.
Suasana yang tidak memberikan kemudahan secara penuh untuk mendiskusikan masalah
  1. Jumlah konseli yang di dapat
Memungkinkan seorang konselor membantu lebih banyak klien dalam satu waktu
Satu waktu hanya dapat membantu satu konseli
2.      Perbedaan Konseling Kelompok dengan Kegiatan Kelompok
Secara sederhana bimbingan kelompok menunjuk kepada kegiatan bimbingan yang diberikan kepada sekelompok individu yang mengalami masalah yang sama. Karena itu bimbingan kelompok bermaksud memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media dalam upaya membimbing individu-individu yang memerlukan. Media dinamika kelompok ini memiliki karakteristik yang unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu kelompok yang benar-benar hidup. Dalam dinamika kelompok yang diisi dengan bimbingan kelompok diharapkan klien dapat memperkembangkan diri ke arah pemecahan masalah yang sedang ia hadapi.
Penyajian informasi pendidikan atau jabatan kepada sejumlah murid dalam satu kelas termasuk ke dalam bimbingan kelompok dalam arti yang sederhana. Penyelenggaraan  darmawisata dan diskusi sering disebut sebagai bimbingan kelompok.
Di dalam penyelenggaraan darmawisata biasanya dilakukan oleh sejumlah individu, dan bertujuan para pesertanya menjadi rileks, senang, segar kembali atau mempunyai tujuan yang lain yang bersifat membimbing. Dalam artinya yang lebih mendalam benarlah bahwa dengan kegiatan darmawisata itu apabila benar benar dibina akan merupakan media untuk mengarahkan serta  membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh para pesertanya. Apabila yang terakhir ini tidak terlaksana atau terwujud maka bimbingan kelompok dalam artinya yang lebih dalam tidak dapat diterapkan dalam kegiatan ini. Demikian pula kegiatan diskusi, karena tujuan diskusi tidak selamanya berarti sebagai bimbingan bagi para pesertanya dan tidak diarahkan sebagai bimbingan.
Perwujudan kegiatan kelompok di dalam diskusi itu baru berfungsi sebagai bimbingan apabila dengan sengaja dimanfaatkan untuk tujuan bimbingan sehingga mampu memberikkan pengaruh positif terhadap perkembangan pribadi para peserta diskusi. Kegiatan diskusi yang menimbulkan  atau menumbuhkan hasrat mau menang sendiri, sikap takut mengemukakan pendapat, sikap anti pati terhadap lawan bicara, perasaan frustasi, justru membuahkan hasil yang bertentangan dengan tujuan-tujuan bimbingan itu sendiri. Dalam bimbingan kelompok yang dipentingkan adalah apakah setelah kegiatan itu individu yang terlibat telah memperoleh sesuatu yang berguna bagi perkembangan dirinya berkat keikutsertaan individu tersebut. Bukan untuk membuat kesimpulan dari hasil yang diperoleh setelah kegiatan tersebut.
Perbedaan pokok antara konseling kelompok dengan bimbingan kelompok terletak pada tidak adanya kesamaan dalam tujuan.
  1. Psikoterapi kelompok: pengalaman terapi bagi orang orang yang mengalami gangguan emosional yang patologis
  2. Bimbingan kelompok: suatu kegiatan dimana pemimpin menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi untuk membantu angggota mencapai tujuan-tujuan bersama
  3. Training group: suatu kegiatan untuk meningkatkan keterampilan antar manusia
  4. Konseling kelompok: pengalaman terapeutis bagi orang orang yang tidak mempunyai masalah-masalah emosioanl yang serius.
B.     Tujuan Konseling Kelompok
Konseling kelompok seperti halnya dengan layanan yang lain dalam bimbingan dan konseling memiliki tujuan yang beragam seperti pemecahan masalah baik yang ringan maupun yang berat, perubahan pandangan, sikap dan tingkah laku. Menurut Dink Mayer & J.J. Muro (1979 dalam Nursalim & Hariastuti, 2007) mengemukakan tujuan yang dapat dicapai siswa sebagai anggota konseling kelompok yaitu :
  1. Membantu masing-masing anggota kelompok untuk memahami dan mengenali diri, membantu dalam proses mencari identitas diri.
  2. Membantu individu mengembangkan penerimaan diri yang makin tinggi dan perasaan berharga sebagai pribadi.
  3. Mengambangkan ketrampilan sosial dan kemampuan interpersonal pada diri anggota yang memungkinkan mereka untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan didalam bidang pribadi dan sosial
  4. Mengembangkan kemampuan self-direction, problem solving dan membantu anggota mengalihkan kemampuan ini untuk digunakan dalam pekerjaan dan kontak sosial
  5. Mengembangkan kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, untuk membantu anggota agar mampu mengidentifikasi diri dengan perasaan orang lain serta untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi untuk berempati.
  6. Membantu anggota menjadi pendengar yang empatik yang tidak hanya mendengar apa yang dikatakan namun juga mengenali perasaan yang menyertai apa yang dirasakan.
  7. Membantu anggota merumuskan tujuan-tujuan khusus yang dapat diukur dan diamati dari segi perilaku dan membantu mereka membuat komitmen untuk bergerak menuju tujuan-tujuan itu
  8. Membantu anggota mengembangkan perasaan berkelompok dan penerimaan oleh orang lain yang memberikan rasa aman dalam menghadapi tantangan hidup
  9. Membantu anggota dalam mengembangkan keberanian dan kemampuan untuk  mengambil resiko
C.    FUNGSI KONSELING KELOMPOK
Konseling kelompok banyak memberikan manfaat bagi para siswa disekolah untuk mengatasi masalah-masalah individu , khususnya masalah interaksi sosial dengan orang lain. Konseling kelompok diadakan untuk mereka yang memerlukan pertolongan  atau orang yang merasa membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu masalah pemilihan anggota kelompok adalah masalah yang perlu mendapatkan perhatian karena berkaitan erat dengan keberfungsian dari konseling kelompok.
Konseling kelompok tidak hanya merupakan pertolongan yang kuratif dan preventif tetapi juga bersifat perseveratif. Konseling kelompok dapat berfungsi preventif bagi individu-individu yang memiliki tingkah laku yang ditolak atau tidak diterima, yang bisa dibantu tanpa keterlibatan konselor dalam penyembuhannya.
Konseling kelompok dapat berfungsi kuratif bagi individu-individu yang memperoleh kesadaran diri dalam rangka mengontrol tingkah laku berdasarkan pola berfikirnya sendiri. Konseling kelompok juga dapat berfungsi perseveratif manakala menolong orang membentuk atau memperbaiki pribadinya (bagi mereka yang belum atau kurang menyadari bahwa mereka bermasalah). Pembahasan dalam kelompok akan membuat mereka lebih menyadari akan masalahnya dan memperoleh tilikan tentang jalan keluar yang dapat ia tempuh.
D.    KEKUATAN DAN KETERBATASAN KONSELING KELOMPOK
Konseling kelompok memiliki kekuatan-kekuatan yang tidak dimiliki oleh jenis layanan lain, yaitu :
  1. Adanya kepraktisan
  2. Anggota konseling kelompok dapat berlatih tentang perilaku baru, hal ini berarti konseling kelompok merupakan mikrokosmik sosial
  3. Dalam konseling kelompok terdapat kesempatan yang luas untuk berkomunikasi dengan teman-teman mengenai segala kebutuhan dan permasalahan yang ada.
  4. Konseling kelompok memberi kesempatan kepada para anggota kelompok untuk mempelajari ketrampilan sosial
  5. Masing-masing anggota kelompok mempunyai kesempatan untuk saling memberi bantuan, menerima bantuan dan berempati dengan tulus di dalam dalam konseling kelompok.
  6. Motivasi muncul dari hubungan kelompok kecil.
  7. Konseling kelompok berfungsi sebagai miniatur sosial atau laboratorium dimana individu tidak hanya mempelajari perilaku baru namun bisa mencoba, mempraktekkan dan menguasai perilaku-perilaku yang hampir sama dengan lingkungan yang sebenarnya individu berasal.
  8. Melalui konseling kelompok individu-individu tersebut mencapai tujuannya dan berhubungan dengan individu-individu lain dengan cara yang produktif dan inovatif.
  9. Konseling kelompok lebih sesuai bagi siswa yang membutuhkan untuk belajar lebih memahami orang lain dan lebih menghargai kepribadian orang lain, membutuhkan bertukar pikiran  dan berbagi perasaan dengan orang lain, yang mudah berbicara dengan dirinya, yang dapat mengambil manfaat dari umpan balik yang diberikan oleh seorang teman serta merasa tertolong dengan umpan balik tersebut.
  10. Interaksi antar individu dalam konseling kelompok merupakan sesuatu yang khas yang tidak mungkin terjadi pada konseling individual.
  11. Konseling kelompok dapat digunakan sebagai penjajagan awal bagi anggota kelompok untuk memasuki konseling individu.
Jacobs, Harvill & Masson (1994 dalam Wibowo, 2005 : 44) mengemukakan tujuh keuntungan yang dapat diperoleh berkaitan dengan konseling kelompok, yaitu :
  1. Perasaan membagi keadaan bersama
  2. Pengalaman merasa memiliki
  3. Kesempatan untuk berpraktek dengan orang lain
  4. Kesempatan untuk menerima berbagai umpan balik
  5. Belajar seolah-olah mengalami berdasarkan kepedulian orang lain
  6. Perkiraan untuk menghadapi kenyataan hidup
  7. Dorongan teman guna memelihara komitmen
Dalam keadaan tertentu, seorang siswa mungkin mengalami kesulitan dalam mengungkapkan permasalahan melalaui konseling individual, tetapi dalam suasana kelompok sangat memungkinkan siswa tersebut dapat mengungkapkan secara leluasa. Melalui suasana kelompok dapat pula dikembangkan berbagai ketrampilan sosial dan sikap-sikap tertentu, yaitu ketrampilan berkomunikasi, ketrampilan menghargai pendapat orang lain, kerja kelompok, membantu orang lain, belajar dari anggota lain dan sebagainya yang dalam konseling individual sulit dikembangkan. Mereka dapat saling berbagi pengalaman dan saling memberikan masukan yang semuannya itu sangat berharga bagi upaya pengembangan pribadi, pencegahan masalah dan pemecahan masalah. Melalui suasana konseling kelompok dapat dikembangkan suasana untuk menumbuhkan rasa toleransi, rasa percaya diri dan peningkatan tanggung jawab.
Konseling kelompok juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu mendapat perhatian konselor, antara lain :
  1. Tidak semua siswa cocok berada dalam kelompok, beberapa diantaranya membutuhkan perhatian dan intervensi individual
  2. Tidak semua siswa siap atau bersedia untuk bersikap terbuka dan jujur mengemukakan isi hatinya terhadap teman-temannya di dalam kelompok
  3. Terabaikannya persoalan satu-dua persoalan anggota kelompok karena terfokusnya perhatian pada persoalan angoota lainnya sehingga berakibat siswa tidak akan merasa puas
  4. Siswa sering mengharapkan terlalu banyak dari kelompok, sehingga tidak berusaha untuk berubah.
  5. Kelompok sering tidak dijadikan sebagai sarana untuk berlatih melakukan perubahan namun justru dipakai sebagai tujuan.
  6. Seringkali kelompok tidak berkembang dan dapat mengurangi arti kelompok sebagai sarana belajar karena hanya untuk kepentingan seorang belaka.
  7. Peran konselor menjadi lebih menyebar dan kompleks
  8. Sulit untuk dibina kepercayaan, sehingga dibutuhkan norma dan aturan main khusus mengenai konfidensialitas.
  9. Untuk menjadi konselor kelompok dibutuhkan latihan yang intensif dan khusus.
Tanggung jawab anggota kelompok dalam kegiatan dan proses konseling kelompok meliputi : menghadiri pertemuan secara teratur, menepati waktu, mengambil resiko sebagai akibat dari proses kelompok, bersedia berbicara mengenai diri sendiri, memberikan balikan kepada anggota kelompok lain, memelihara kerahasiaan dan meminta apa yang dibutuhkan. Dalam konseling kelompok kerahasiaan merupakan persoalan pokok yang paling penting. Konselor sebagai pemimpin kelompok harus menekankan kepada semua anggota kelompok pentingnya pemeliharaan kerahasiaan. Konselor harus mengingkatkan bahwa sebagala sesuatu yang terjadi selama kegiatan konseling kelompok berlangsung itu merupakan rahasia mereka bersama sebagai anggota kelompok. Pemeliharaan kerahasiaan ini perlu diperingatkan sesering mungkin kepada para anggota kelompok konseling kelompok. Untuk itu konselor dapat mengajak anggota kelompok untuk bersama-sama berjanji dengan mengemukakan kalimat berikut :
“ saya….sebagai konselor menyatakan bahwa saya sanggup dan bersedia menerima, menyimpan, menjaga dan merahasiakan segala data atau keterangan yang saya terima baik dari konseli saya atau dari siapapun juga, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain”.
Kegiatan konseling kelompok merupakan kegiatan dari sejumlah individu yang mempunyai kepentingan, kepribadian, kebiasaan dan minat yang berbeda-beda. Hal ini tentunya akan memunculkan hal-hal yang tidak diinginkan yang merupakan resiko psikologis dari kegiatan konseling kelompok. Resiko psikologis seperti tekanan kelompok terhadap anggota kelompok tertentu, kekerasan dan konfrontasi yang merusak, pelanggaran kerahasiaan, tindakan mengkambinghitamkan dll, tersebut sebenarnya adalah wajar, mengingat bahwa dalam konseling kelompok itu secara sengaja dipancing munculnya emosi-emosi yang terpendam pada diri setiap anggota kelompok. Resiko psikologis dalam kegiatan konseling kelompok tidak mungkin dihindari sepenuhnya, namun demikian konselor sebagai pemimpin kelompok harus berusaha untuk menguranginya sampai batas yang paling kecil. Untuk itu konselor dapat membuat kontrak antara konselor dengan anggota kelompok, kontrak tersebut menyangkut batas tanggung jawab konselor dalam kegiatan konseling kelompok dan komitmen anggota kelompok terhadap kelompoknya mengenai apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan masing-masing anggota kelompok.
E.     KONSELING KELOMPOK SEBAGAI PROFESI
Konseling kelompok sebagai ilmu dan profesi bantuan (helping profession) diabdikan bagi peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan dengan cara memfasilitasi perkembangan individu atau kelompok individu sesuai dengan kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya. Pandangan terhadap manusia dari segi potensinya yang positif adalah sesuatu yang memberikan ciri pelayanan konseling dalam konteks pendidikan yang membedakan dari perspektif pelayanan medis/klinis yang cenderung melihat dari sudut patologi.
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Profesi konseling merupakan pekerjaan atau karir yang bersifat pelayanan bantuan keahlian dengan tingkat ketepatan yang tinggi untuk kebahagiaan pengguna berdasarkan norma-norma yang berlaku. Kekuatan dan eksistensi profesi konseling mencul sebagai akibat interaksi timbal balik antara kinerja tenaga profesional dengan kepercayaan publik (Brigg & Blocher, 1986 dalam Wibowo, 2005 : 36). Public trust akan mempengaruhi konsep profesi dan memungkinkan anggota profesi berfungsi dengan cara-cara profesional. Profesi konseling tidak hanya dipelajari sebagai seperangkat teknik, melainkan sebagai kerangka berfikir dan bertindak yang bernuansa kemanusiaan dan keindividuan.
Sumber :
Ibnu M & Noviyanti K D. 2011. Pendekatan Konseling Kelompok. Diktat Mata Kuliah Pendekatan Konseling Kelompok. Prodi BK FIP. IKIP PGRI Madiun